Prosesperkembangan Islam di Indonesia sendiri tidak dilakukan dengan kekerasan atau kekuatan militer, melainkan penyebaran Islam dilakukan secara damai dan melalui berbagai jalur seperti perdagangan, perkawinan, pendirian lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Kedatangan Islam di Indonesia telah membawa tamaddun (kemajuan) dan kecerdasan. Islam telah banyak mengubah kehidupan-kehidupan sosial budaya dan tradisi kerohanian di masyarakat Indonesia.
sketsa & peta tentang proses kedatangan islam di indonesia Buatlah denah & peta perihal proses kehadiran islam di indonesia ! peta & sketsa proses kehadiran islam keindonesiadenah & peta ihwal proses kedatangan islam di indonesia sketsa & peta perihal proses kedatangan islam di indonesia ini skema & peta ihwal kedatangan islam di Indonesia Buatlah denah & peta perihal proses kehadiran islam di indonesia ! ini ia peta penyebaran islam di indonesia peta & sketsa proses kehadiran islam keindonesia jalur utaraarab-damaskus-bagdad-gujarat-indonesiajalur selatanarab-yaman-gujarat-sri lanka-indonesia denah & peta ihwal proses kedatangan islam di indonesia mudah-mudahan berguna.. sketsa & peta perihal proses kedatangan islam di indonesia gampang-mudahan berguna… Prosesmasuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Dan dalam perkembangan selanjutnya bermunculan banyak kerajaan-kerajaan islam di Indonesia seperti samudera pasai dan kerajaan-kerajaan islam lainnya. 2. Saran.
Jakarta - Masuknya Islam ke Indonesia diketahui sudah sejak abad ke-19. Peta masuknya Islam di Indonesia sendiri di latar belakangi oleh beberapa hal salah satunya adalah umum, perkembangan Islam, baik dalam agama maupun tradisi, terjadi setelah bangsa Indonesia bergaul dengan berbagai bangsa yang ditandai dengan terjalinnya hubungan dagang antara kawasan Nusantara dan tetangganya, baik di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun negeri sejarah Indonesia tidak pernah ada kekuatan asing, baik dari negeri Arab maupun India yang memaksa bangsa Indonesia untuk memeluk buku "Sejarah" oleh Nana Supriatna, masuknya agama Islam sejalan dengan berkembang dan ramainya perdagangan antara Jazirah Arab, Teluk Persia, India, Selat Malaka, dan Kepulauan Indonesia pada abad ke-7 sampai 15 yang banyak dianut oleh kalangan sejarawan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan. Islam yang masuk secara langsung ke Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Gujarat, beberapa pendapat yang mengemukakan tentang penyebaran Islam di Indonesia yaitu dari Gujarat, Arab, Persia, dan Cina. Pada perkembangan selanjutnya, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari berbagai daerah dan dibawa oleh orang dari berbagai bangsa dan 3 penjelasan teori masuknya Islam ke Indonesia Teori GujaratTeori masuknya Islam ke Indonesia yang pertama datang dari teori Gujarat. Diceritakan dalam teori ini, Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-13 M dari pedagang India ini berkembang dari Pijnappel dari Universitas Leiden yang mengatakan bahwa asal muasal Islam dari Gujarat dan Malabar. Kemudian, orang Arab bermazhab Syafi'i bermigrasi ke India dan orang India lah yang membawanya ke ini juga ditegaskan oleh Snouck Hurgronje dalam buku 'L'Arabie et Les Indes Neelandaises atau Reveu de I'Histoire des Religious bahwa hubungan dagang Indonesia dan India telah lama terjalin, kemudian inskripsi tertua tentang Islam terdapat di Sumatera memberikan gambaran hubungan antara Sumatera dengan itu, ada juga teori Gujarat dari Moquette di mana ia mengatakan bahwa agama Islam di Tanah Air berasal dari Gujarat berdasarkan bukti peninggalan artefak berupa batu nisan di Pasai, kawasan utara Sumatera pada 1428 batu nisan itu memiliki kemiripan dengan batu nisan di makam Maulana Malik Ibrahim di Jawa Timur, yakni memiliki bentuk dengan batu nisan di Cambay, Gujarat, Teori MekahTeori masuknya Islam ke Indonesia lainnya adalah teori Mekah. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Hamka dalam Dies Natalis PTAIN ke-8 di Yogyakarta sebagai koreksi dari teori Hamka, bangsa Arab pertama kali ke Indonesia membawa agama Islam dan diikuti Persia dan Gujarat. Adapun, disebutkan masuknya Islam terjadi sebelum abad ke-13 M, yakni 7 Masehi atau abad pertama ini dibuktikan setelah wafatnya Rasulullah SAW pada tahun 632 M, di mana kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifa. Di bawah kepemimpinan itu, agama Islam disebarkan lebih luas hingga ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, di masa Dinasti Umayyah pengaruh semakin meluas hingga ke Nusantara. Menurut Arnold Morrison 1951 bukti masuknya Islam ke Indonesia dari para pedagang Arab menyebarkan Islam ketika mereka berdagang hal ini juga sesuai dengan fakta pedagang Arab menjadi pemimpin pemukiman di pesisir pantai pedagang Arab tersebut juga melakukan pernikahan dengan penduduk lokal sehingga agama Islam semakin menyebar di Teori PersiaTeori masuknya Islam ke Indonesia terakhir adalah Persia yang dicetuskan oleh Hoesein Djajadiningrat. Dijelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Persia singgah di Gujarat pada abad ke-13. Hal ini terbukti dari kebudayaan Indonesia yang memiliki persamaan dengan ini juga dipertegas oleh Morgan 1963139-140 bahwa masyarakat Islam Indonesia sama dengan Persia. Terbukti, peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syi'ah atas syahidnya Husein. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur itu, di Minangkabau bulan Muharram juga dikenal sebagai bulan-bulan Husein. Lalu di Sumatera Tengah diperingati dengan mengarak keranda Husein untuk dilemparkan ke teori ini juga didukung dengan kesamaan ajaran Syekh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj. Ketiga, penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda bunyi harakat dalam pengajian Al-Quran tingkat terakhir adalah nisan pada makam Malik Saleh dan Malik Ibrahim dipesan dari Gujarat dan terdapat pengakuan umat Islam terhadap madzhab Syafi'i di daerah peta masuknya Islam ke Indonesia beserta teori-teori yang ada. Meski terdapat beberapa versi teori namun hingga saat ini belum ada bukti mana teori yang paling kuat. Simak Video "Kartini, Islam dan Hadiah Pernikahan Tafsir Al-Qur'an" [GambasVideo 20detik] faz/lus
BuatlahPeta Penyebaran Agama Islam Di Indonesia - Sejarah Islam Di Asia Tenggara 2 Republika Online - Pengertian, syarat, fungsi, macam dan unsur buatlah denah dan peta tentang proses kedatangan islam di indonesia update penanganan virus corona di kabupaten bandung:. Jual peta penyebaran agama islam pusat kerajaan islam di indonesia.
Pendahuluan Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Namun, sebelum Islam masuk ke Indonesia, ada banyak agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Bagaimana proses kedatangan Islam di Indonesia? Mari kita lihat denah dan peta tentang proses kedatangan Islam di Indonesia. Pertama Kali Islam Masuk ke Indonesia Sejarah mencatat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui para pedagang Arab yang berdagang di pesisir barat Sumatera pada abad ke-7. Mereka membawa ajaran Islam dan memperkenalkannya kepada masyarakat setempat. Selain itu, Islam juga dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India, dan Persia. Islam kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia seperti Aceh, Sulawesi, dan Jawa. Pentingnya Syiar Islam di Indonesia Proses penyebaran Islam di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh para pedagang, tetapi juga oleh para ulama dan dakwah yang datang ke Indonesia. Mereka mengajar dan menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, syiar Islam menjadi semakin penting karena menjadi salah satu bentuk perlawanan terhadap penjajah. Peran Kesultanan di Penyebaran Islam Di Indonesia, kesultanan memiliki peran penting dalam penyebaran Islam. Kesultanan-kesultanan seperti Aceh, Demak, dan Banten memainkan peran kunci dalam penyebaran Islam di Indonesia. Mereka memperkuat ajaran Islam dan membangun institusi-institusi Islam seperti masjid, pesantren, dan madrasah. Kehadiran Ulama di Indonesia Peran ulama sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Mereka mengajar dan memimpin masyarakat dalam praktik-praktik keagamaan. Beberapa ulama terkenal di Indonesia seperti Hamka, Abdurrahman Wahid, dan Nurcholish Madjid. Pentingnya Bahasa Melayu dalam Penyebaran Islam Bahasa Melayu memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa pengantar dalam ajaran Islam dan kitab-kitab suci seperti Al-Quran dan Hadis. Bahasa Melayu juga digunakan dalam khutbah Jumat dan pengajian-pengajian Islam. Peran Pondok Pesantren dalam Penyebaran Islam Sejak awal, pondok pesantren memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan ajaran Islam dan bahasa Arab. Beberapa pondok pesantren terkenal di Indonesia seperti Gontor, Tebuireng, dan Al-Hikam. Peran Masjid dalam Masyarakat Indonesia Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat muslim di Indonesia. Selain itu, masjid juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Masjid menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berdiskusi dan memperkuat ukhuwah islamiyah. Masjid juga menjadi tempat untuk mengajar ajaran Islam dan memperkuat iman dan taqwa masyarakat. Penyebaran Islam di Indonesia saat ini Saat ini, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia. Namun, penyebaran ajaran Islam tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di seluruh dunia. Islam terus berkembang dan menjadi agama yang diakui di seluruh dunia. Kesimpulan Proses kedatangan Islam di Indonesia melalui berbagai perantara seperti pedagang, ulama, dan kesultanan. Penyebaran ajaran Islam juga didukung oleh bahasa Melayu dan lembaga-lembaga pendidikan seperti pondok pesantren. Masjid juga menjadi peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Saat ini, Islam menjadi agama mayoritas di Indonesia dan terus berkembang dan diakui di seluruh dunia.

dalamòSeminar Nasional Masuknya Islam ke Indonesia di Medan ó tahun 1963, namun proses-proses kedatangan dan perkembangan Islam di Indonesia merupakan sebuah kajian yang dapat berubah. Hal ini tentunya, tidak membuat stagnannya penelitian dan diskusi tentang masuknya Islam, karena masih ada ruang yang sangat luas untuk

100% found this document useful 2 votes4K views2 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes4K views2 pagesBuatlah Denah Dan Peta Tentang Proses Kedatangan Islam Di IndonesiaJump to Page You are on page 1of 2 You're Reading a Free Preview Page 2 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. telaahtim ahli -di hotel savana malang -09 desember 2013 -revisi 13 des 2013 1 menteri agama republik indonesia peraturan menteri agama republik indonesia nomor 000912 tahun 2013 tentang kurikulum madrasah 2013 mata pelajaran pendidikan agama islam agama republik indonesia nomor 000912 tahun 2013 tentang kurikulum madrasah 2013 mata

Sejarah Masuknya Islam di Indonesia dan Perkembangannya – Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad yang lahir tahun 570 M. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moralitas manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan jahiliah. Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Makkah. Dikarenakan penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah hijrah ke Madinah pada 622 M. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia. Sekalipun dakwah Muhammad pada periode Makkah bisa dibilang berat dan gagal secara politis atau paling tidak belum menemukan hasil yang setimpal, tetapi dia telah berhasil menancapkan kekuatan dan tonggak iman kepada sedikit pengikutnya yang kelak menjadi penyebar ajaran-ajaran tauhid, bahkan ekspansi kekuasaan ke berbagai belahan dunia. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia dan Tuhan. Islam disebarluaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk memeluknya. Artikel kali ini tidak bermaksud mengkaji Islam secara luas, tetapi lebih menfokuskan kepada pertanyaan-pertanyaan seputar sejarah singkat masuknya Islam ke Indonesia dan peran Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Jawa. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini tentunya diperlukan analisis yang kuat secara sosio-historis agar kesimpangsiuran yang selama ini terus bergejolak paling tidak berkurang dengan munculnya asumsi baru yang didukung analisa dan argumentasi yang kuat. Sejarah Singkat Masuknya Islam ke Indonesia1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 72. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-113. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia1. Peranan Kaum Pedagang2. Peranan Bandar-Bandar di IndonesiaPeran Wali Songo Dalam Menyebarkan Islam di JawaRekomendasi Buku & Artikel Terkait Masuknya Islam di IndonesiaBuku Terkait Sejarah IndonesiaMateri Terkait Sejarah Indonesia Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Nusantara, muncul diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli. Biasanya perdebatan mereka berkisar kepada tiga topik, yaitu tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Dalam hal masuknya Islam ke Indonesia menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Tionghoa zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7 terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara. Adapun pendapat yang menyatakan Islam masuk Nusantara pada abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa dia pernah singgah di Perlak pada 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam. Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297 M. Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur, dan berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai. Ada baiknya dipaparkan di sini beberapa pendapat tentang awal masuknya Islam di Indonesia. 1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7 Seminar masuknya Islam di Indonesia di Aceh, sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al-Mas’udi, yang menyatakan bahwa pada 675 M terdapat utusan dari raja Arab muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada 648 M, diterangkan telah ada koloni Arab muslim di pantai timur Sumatra. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History 1954, diterangkan bahwa kaum muslim masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di Sumatra dalam perjalannya ke Tionghoa. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan bahwa kaum muslim sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun 606–699 M. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago 1969, di dalamnya mengungkapkan bahwa kaum muslim sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan bahwa pada 674 M kaum muslim Arab telah masuk ke Malaya. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya berjudul Islam di India dan Hubungannya dengan Indonesia menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis menerangkan kaum muslim India pada 687 sudah ada hubungan dengan kaum muslim Indonesia. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources, menjelaskan bahwa dalam Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya Ta Shih Arab muslim berkunjung ke Holing Kalingga, tahun 674 M. Arnold dalam buku The Preaching of Islam A History of The Propagation of the Moslem Faith menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada 1 Hijriah abad 7 M. 2. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-11 Satu-satunya sumber ini adalah ditemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang berangka tahun dimasehikan 1082. 3. Islam Masuk ke Indonesia pada Abad ke-13 Catatan perjalanan Marcopolo menyatakan bahwa dia menjumpai adanya kerajaan Islam Ferlec mungkin Peureulack di Aceh pada 1292 M. van Langen menyebut adanya kerajaan Pase mungkin Pasai di Aceh pada 1298 M berdasarkan berita Tiongkok. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten uit Hindoesten menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Beberapa sarjana Barat seperti Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dikarenakan sudah adanya beberapa kerajaaan Islam di kawasan Indonesia. Namun yang jelas, sebelum pengaruh Islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak dagang, baik dari Arab, Persia, India dan Tiongkok. Islam secara akomodatif, akulturatif, dan sinkretis merasuk dan mempunyai pengaruh di Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Melalui perdagangan itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian, bangsa Arab, Persia, India, dan Tiongkok punya andil melancarkan perkembangan Islam di kawasan Indonesia. Islam sendiri masuk di Jawa melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada 475 Hijriah atau 1082 M di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Selain itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan satu tempat di Persia yang meninggal pada 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan munculnya bandar-bandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Selain itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh pendakwah. Untuk lebih jelasnya kiranya dapat disimak dalam paparan berikut ini. 1. Peranan Kaum Pedagang Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia maupun para pedagang Indonesia. Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Selain itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang. Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat istiadat, budaya, dan agama. Tidak hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan. Pedagang-pedagang tersebut berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat, yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Inilah yang membuat penduduk Indonesia mulai memeluk agama Islam. Lama-lama penganut agama Islam semakin banyak, bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir. Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Selain itu, para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat, sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam. Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun hingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara. 2. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak di jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia. Para pedagang beragama Islam di bandar-bandar inilah memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain atau kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat, letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai. Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota, bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam. Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggali, Tionghoa, Gujarat, Arab, dan Pegu. Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama, yaitu letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa sultan. Peran Wali Songo Dalam Menyebarkan Islam di Jawa Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Selain sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Selain itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam. Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dilakukan oleh Wali Songo 9 wali. Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik takhta. Mereka juga adalah penasihat sultan. Dikarenakan dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan yang dijunjung tinggi. Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim. Inilah wali yang diyakini sebagai pertama datang ke Jawa pada abad ke-15 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik Jawa Timur pada 822 H/1419 M. Dia ternyata berhasil memikat banyak pengikut. Sunan Ampel Raden Rahmat. Dia menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Selain itu, dia merupakan perancang pembangunan Masjid Demak. Sunan Drajad Syarifudin. Dia adalah anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Lamongan. Seorang sunan yang berjiwa sosial. Sunan Bonang Makdum Ibrahim. Dia adalah anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana. Sunan Kalijaga Raden Mas Said/Jaka Said. Dia adalah murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat. Sunan Giri Raden Paku. Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku dengan metode bermain. Sunan Kudus Jafar Sodiq. Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus. Sunan Muria Raden Umar Said. Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata. Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah. Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar. Para wali tersebut, sekalipun banyak kalangan yang berpendapat bahwa dakwah mereka lebih banyak diwarnai nuansa pemikiran tasawuf, tetapi bukan berarti mereka tidak mempertimbangkan aspek-aspek seperti geo-strategis, geo-politis dan lain-lain. Meskipun masing-masing tidak hidup sezaman, tetapi dalam pemilihan wilayah dakwah sepertinya tidak sembarangan. Penentuan tempat dakwahnya dipertimbangkan pula dengan faktor geo-strategi yang sesuai dengan kondisi zamannya. Kalau kita perhatikan, dari kesembilan wali dalam pembagian wilayah kerjanya ternyata mempunyai dasar pertimbangan geo-strategis yang mapan. Salah satu yang unik adalah bahwa kesembilan wali tersebut membagi kerja dengan rasio 5-3-1. Jawa Timur mendapatkan perhatian besar dari para wali. Ada lima wali di wilayah ini yang sini menempatkan diri dengan pembagian teritorial dakwah yang berbeda. Maulana Malik Ibrahim, sebagai wali perintis mengambil wilayah dakwahnya di Gresik. Setelah Malik Ibrahim wafat, wilayah ini dikuasai oleh Sunan Giri. Sunan Ampel mengambil posisi di Surabaya. Sunan Bonang sedikit ke utara di Tuban, sedangkan Sunan Drajat di Sedayu Lamongan. Kalau kita perhatikan posisi wilayah yang dijadikan basis dakwah kelima wali tersebut, kesemuanya mengambil tempat kota bandar perdagangan atau pelabuhan. Pengambilan posisi pantai ini adalah ciri Islam sebagai ajaran yang disampaikan oleh para da’i yang mempunyai profesi sebagai pedagang. Berkumpulnya kelima wali ini di Jawa Timur adalah karena kekuasaan politik saat itu berpusat di wilayah ini yaitu Kerajaan Kadiri di Kediri dan Majapahit di Mojokerto. Pengambilan posisi di pantai ini sekaligus melayani atau berhubungan dengan pedagang rempah-rempah dari Indonesia timur. Hal ini sekaligus juga berhubungan dengan padagang beras dan palawija lainnya, yang datang dari pedalaman wilayah kekuasaan Kadiri dan Majapahit seperti yang dikemukakan oleh Leur dalam Indonesia Trade and Society. Sebagaimana dikutip oleh Ahmad Mansur Suryanegara, selain Islam telah mulai masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 674, juga dijelaskan bahwa penyebaran Islam di Indonesia tidak mengenal adanya lembaga khusus yang menanganinya. Selanjutnya, dijelaskan bahwa setiap muslim adalah sebagai da’i-nya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Burger dan Prajudi dalam Sejarah Sosiologis dan Ekonomis Indonesia, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Mansur Suryanegara, menyatakan bahwa penyebaran Islam di Indonesia tidak mengenal agresi militer dan agama, tetapi melalui jalan damai atau pacifique penetration. Penyebarannya lebih banyak dijalankan melalui perdagangan. Dari keterangan ini, dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa pemilihan tempat para wali dalam dakwahnya lebih banyak mengambil posisi bandar perdagangan daripada kota pedalaman. Para wali di Jawa Timur lebih terlihat sebagai penyebar Islam yang berdagang. Artinya, tidak seperti yang banyak digambarkan oleh dongeng yang memberitakan kisah para wali sebagai tokoh yang menjauhi kehidupan masyarakat seperti berlaku sebagai biksu, atau lebih banyak beribadah seperti bertapa di gunung daripada aktif di bidang perekonomian. Ternyata dinamika kehidupannya lebih rasional seperti halnya yang dicontohkan oleh Muhammad yang juga pernah berdagang. Para wali di Jawa Tengah mengambil posisi di Demak, Kudus, dan Muria. Sasaran dakwah para wali yang di Jawa Tengah tentu berbeda dengan yang ada di wilayah Jawa Timur. Dapat dikatakan bahwa pusat kekuasaan politik Hindu dan Buddha di Jawa Tengah sudah tidak berperan lagi. Hanya saja, para wali melihat realitas masyarakat yang masih dipengaruhi oleh budaya yang bersumber dari ajaran Hindu dan Buddha. Saat itu, para wali mengakui wayang sebagai media komunikasi yang mempunyai pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, wayang perlu dimodifikasi, baik bentuk maupun isi kisahnya perlu diislamkan. Seperti tokoh Janaka yang kemudian diganti namanya menjadi Arjuna, yang berarti mengharapkan keselamatan sebagaimana dalam bahasa Arab sebagai arju najah, tokoh Bagong yang kemudian diartikan sebagai ma bagho yang berarti tidak mau berbuat sesuatu yang tidak terpuji, Petruk yang berarti meninggalkan sesuatu yang bertentangan dengan syari’at apabila diamanahi sebuah jabatan, hal ini diambil dari kata fatruk tinggalkanlah sebagai fi’il amar. Sebenarnya, penempatan di ketiga tempat tersebut tidak hanya melayani penyebaran Islam untuk Jawa Tengah semata, tetapi juga berfungsi juga sebagai pusat pelayanan Indonesia tengah. Saat berlangsung aktivitas ketiga wali tersebut, pusat kekuasaan politik dan ekonomi beralih ke Jawa Tengah, yakni dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Munculnya kesultanan Demak nantinya melahirkan kesultanan Pajang dan Mataram II. Perubahan kondisi politik seperti ini, memungkinkan ketiga tempat tersebut mempunyai arti geo-strategis yang menentukan. Proses islamisasi di Jawa Barat hanya ditangani oleh seorang wali, yaitu Syarif Hidayatullah, yang setelah wafat dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Penentuan tugas hanya oleh seorang wali untuk Jawa Barat tentu berdasarkan pertimbangan yang rasional pula. Saat itu, penyebaran ajaran Islam di Indonesia barat, terutama di Sumatra dapat dikatakan telah merata jika dibandingkan dengan kondisi di Indonesia timur. Adapun pemilihan kota Cirebon sebagai pusat aktivitas dakwah Sunan Gunung Jati tidak dapat dilepaskan hubungannya dengan jalan perdagangan rempah-rempah sebagai komoditas yang berasal dari Indonesia timur. Cirebon merupakan pintu perdagangan yang mengarah ke Jawa Tengah dan Indonesia timur atau ke Indonesia Barat. Oleh karena itu, pemilihan Cirebon dengan pertimbangan sosial politik dan ekonomi saat itu mempunyai nilai geo-strategis, geo-politik, dan geo-ekonomi yang menentukan keberhasilan penyebaran Islam selanjutnya. Nah, itulah informasi mengenai kronologi masuknya Islam di Indonesia yang disebarkan oleh para pedagang, bandar-bandar, dan Wali Songo di Jawa. Islam tidak datang ke sebuah tempat dan pada suatu masa yang hampa budaya. Dalam ranah ini, hubungan antara Islam dengan anasis-anasir lokal mengikuti model keberlangsungan al-namudzat al-tawashuli, ibarat manusia yang turun-temurun lintas generasi, demikian juga kawin-mengawini antara Islam dengan muatan-muatan lokal. Islam di sisi lain merupakan agama yang berkarakteristik universal dengan pandangan hidup mengenai persamaan, keadilan, takaful, kebebasan, kehormatan, serta memiliki konsep teosentrisme yang humanistik sebagai nilai inti dari seluruh ajaran Islam. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait Masuknya Islam di Indonesia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Denganpengaruh ajaran agama islam di Indonesia lebih maju dalam bidang perdagangan. Berkat para pedagang muslim, islam diperkenalkan dan disebarluaskan kepada masyarakat Indonesia. Pengaruh jalur perdagangan dalam penyebaran agama islam, sangatlah berperan penting. Perkenalannya di mulai dari kawasan Asia Tenggara, namun masih dalam frekuensi
cIni denah dan peta tentang kedatangan islam di Indonesiac "Hargailah orang yang benar-benar mencintaimu, dia berkorban bukan untuk mengemis cinta. Tapi, dia ingin menunjukkan betapa berharganya kamu dihatinya." You May Like These Posts f Bagaimana cara mengelola banjir dengan baik?? Dengan membuat biopori, menanam pohon, membersihkan sauran air g 0 Comments*Enter yourg Isu terpenting yang menjadi perbincangan dunia internasional, yang juga mempengaruhi politik luar negeri Indonesia pada periode kepemimpinana Gerakan yang melibatkan persendian dan otot bermacam-macam, antara lain gerak supinasi, yaitu gerak yang terjadi ketika seseorang… tangannyaB. mengadahkang Apa keuntungan dan kerugian alkohol? Keuntungan sebagai alat pembersihan kulitkerugian jika di minum bisa mengakibatkan kemabukan semogac Bagaimana nasib rakyat indonesia yang menjadi romusha Sengsara, menderita , kelaparan b 0 Comments*Enter your name*Email not valid.*2h Berikan satu contoh soal essai gelombang dan bunyi beserta kunci jawabannya Yang dimaksud dengan cepat rambat gelombang? Join The Conversation No Comments
Buatlahdenah dan peta tentang proses kedatangan islam di indonesia !
Masuknya Islam ke Nusantara yang kemudian melahirkan sebuah interaksi antara ajaran Islam dengan penduduk Nusantara. Wujud dari keberlangsungan interaksi yang hingga kini masih terlihat adalah banyaknya umat Muslim Indonesia yang menjalankan ibadah haji dan umrah. Di samping itu tidak sedikit para ulama dari Timur Tengah yang berkunjung ke Indonesia dalam rangka berdakwah. Bagi umat Islam di Indonesia, berbagai bentuk interaksi tersebut akan semakin memantapkan keimanan dan ketakwaan terhadap ajaran agamanya. Perkembangan Islam di Nusantara tidak pernah terlepas dari dinamika Islam di kawasan-kawasan lain. Peradaban Islam Nusantara juga menampilkan ciri-ciri dan karakter yang khas, relatif berbeda dengan peradaban Islam di wilayah-wilayah perabadan Muslim lainnya, misalnya Arab, Turki, Persia, Afrika Hitam, dan Dunia Barat. Kedatangan Islam ke Nusantara mempunyai sejarah panjang dan satu di antaranya adalah tentang interaksi ajaran Islam dengan masyarakat di Nusantara yang kemudian memeluk Islam. Islam yang datang pertama kali adalah Islam yang umumnya dibawa para guru pengembara Sufi, yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan Islam. Islam sufistik yang dibawa para guru pengembara ini jelas memiliki kecenderungan kuat untuk lebih menerima terhadap tradisi dan praktik keagamaan lokal. Bagi guruguru Sufi pengembara ini, yang paling penting adalah pengucapan dua kalimah syahadat, setelah itu barulah memperkenalkan ketentuanketentuan hukum Islam. Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. 1. Sarjana-sarjana Barat Beberapa sarjana dari barat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H. Mereka berasumsi bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah abad ke-7 M. Menurut Pijnapel, yang menyebarkan Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. C. Snouck Hurgronye, dan Moquetta 1912 mendukung pendapat Pijnapel. Argumentasi mereka didasarkan pada batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. 2. Hoesein Djajadiningrat Beliau mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal Persia Iran sekarang. Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu. 3. Buya Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah Beliau mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abadabad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir kaum pengembara yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam. Awal masuknya Islam di Nusantara pada pertengahan abad ke-15, ibu kota Campa, Wijaya jatuh ke tangan Vietnam yang datang dari utara. Dalam kenangan historis Jawa, Campa selalu diingat dalam kaitannya dengan Islamisasi. Dari sinilah Raden Rahmat anak seorang putri Campa dengan seorang Arab, datang ke Majapahit untuk menemui bibinya yang telah kawin dengan raja Majapahit. Ia kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel salah seorang wali tertua. Sunan Giri bukan saja berpengaruh di kalangan para wali tetapi juga dikenang sebagai penyebar agama Islam di Kepulauan Indonesia bagian Timur. Raja Ternate Sultan Zainal Abidin pergi ke Giri 1495 untuk memperdalam pengetahuan agama. Tak lama setelah kembali ke Ternate, Sultan Zainal Abidin mangkat, tetapi beliau telah menjadikan Ternate sebagai kekuatan Islam. Di bagian lain, Demak telah berhasil mengislamkan Banjarmasin. Mata rantai proses Islamisasi di Kepulauan Indonesia masih terus berlangsung. Jaringan kolektif keislaman di Kepulauan Indonesia inilah nantinya yang mempercepat proses terbentuknya nasionalisme Indonesia. Proses Islamisasi di Indonesia berlangsung dalam waktu yang panjang bahkan masih terus berlangsung. Berikan penjelasan! Islamisasi di Kepulauan Indonesia hingga kini prosesnya masih terus berjalan. Pasai dan Malaka, adalah tempat penyebaran islam dimulai. Pengaruh Pasai kemudian diwarisi Aceh Darussalam. Sedangkan Johor tidak pernah bisa melupakan jasa dinasti Palembang yang pernah berjaya dan mengislamkan Malaka. Demikian pula Sulu dan Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim Islam ke wilayahnya. Sementara itu Minangkabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim Islam dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak dasar tradisi surau di Ulakan. Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau yang telah membawa Islam. Peranan para perantau dan penyiar agama Islam dari Minangkabau juga selalu diingat dalam tradisi Luwu dan Gowa-Tallo. Sampai dengan saat ini proses islamisasi masih berlangsung, tentunya bentuknya berbeda dengan pada saat pertama Islam menyebar di Nusantara. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi organisasi tersebut merupakan bentuk islamisasi pada saat ini. Mengapa Islam bisa cepat diterima oleh masyarakat di Indonesia? Agama Islam mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena beberapa hal. Pertama, untuk masuk agama islam syaratnya tidak berat, yaitu cukup hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Kedua, upacara-upacara keagamaan dalam agama Islam sangat simpel sederhana. Ketiga. dalam agama Islam tidak mengenal kasta seperti pada agama Hindu. Keempat, Islam tidak menentang adat istiadat dan tradisi setempat. Kelima, penyebaran agama Islam di Nusantara dilakukan dengan jalan damai yaitu melalui akulturasi. Itulah beberapa hal yang menyebabkan islam dapat diterima oleh masyarakat Nusantara. Sebutkan beberapa peran tokoh pengembang agama Islam di Indonesia! Sunan Gresik Maulanan Malik Ibrahim. inilah wali pertama datang ke jawa pda abad ke 13 dan menyiarkan islam di sekitar Gresik, dimakamkan di Gresik, Jawa Timur. Sunan Ampel Raden Rahmat menyiarkan Islam di ampel surabaya., jawa timur. Beliau merupakan perancang Masjid Demak. Sunan Derajad Syarifudin anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial. Sunan Bonang Makdum Ibrahim. Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan islam di Tuban, Lasem,dan Rembang. Sunan Kalijaga Raden Mas Said. Murid Sunan Bonang menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Sunan Giri Raden Paku menyiarkan islam di luar Jawa seperti Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Sunan Kudus Jafar Sodiq menyiarkan islam di Kudus, Jawa Tengah. Sunan Muria Raden Umar Said menyiarkan islam di lereng Gunung Muria, Jawa Tengah. Sunan Gunungjati Syarif Hidayatullah menyiarkan islam di Banten, Sunda Kelapa,dan Cirebon. Coba kamu diskusikan tentang upacara tabot di Bengkulu atau Tabuik di Pariaman! Tabot adalah upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang tentang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah 681 M. Syeh Burhanuddin Imam Senggolo Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram setiap tahun. Tabuik adalah perayaan dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831. Buatlah denah dan peta tentang proses kedatangan Islam di Indonesia! Di lingkungan masyarakat di Indonesia terutama di pedesaan masih sering ada kegiatan kenduri atau selamatan untuk suatu kegiatan, peristiwa atau peringatan kejadian tertentu yang disertai dengan doa-doa secara Islam, sementara kalau dilihat asal usulnya di ajaran Islam tidak ada. Mengapa dan bagaimana pendapat kamu? Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia itu sendiri sudah mengenal ajaran animisme dan dinamisme. Agama Hindu-Buddha juga pernah masuk ke Indonesia jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia. Kenduri merupakan peninggalan Agama Hindu-Buddha. Kenduri biasanya dilaksanakan sebagai upacara sedekah makanan karena seseorang telah meraih kesuksesan atau anugerah. Kenduri merupakan bentuk akulturasi Islam yang masuk ke tanah Jawa yang dilakukan para Walisanga untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa. YGi8.
  • 09uojna4yi.pages.dev/277
  • 09uojna4yi.pages.dev/101
  • 09uojna4yi.pages.dev/164
  • 09uojna4yi.pages.dev/126
  • 09uojna4yi.pages.dev/46
  • 09uojna4yi.pages.dev/359
  • 09uojna4yi.pages.dev/377
  • 09uojna4yi.pages.dev/332
  • 09uojna4yi.pages.dev/19
  • denah dan peta tentang proses kedatangan islam di indonesia