puisiMinggu, 27 Oktober 2013. tangisan seorang ibu. Di dalam rumah ibu berkata, "Nak, kamu jangan mencontoh perilaku kakakmu. Seperti itu telah membuat hati ibu sakit". Orang-orang memilih naik naga karena ekonomis dan bebas macet. Maklum lah, di kampung yang hanya berluas 50.000 hektar ini memiliki 13.345 orang warga dan hampir 95
Ibu adalah seorang manusia di muka bumi ini yang sangat berjasa sekali dalam hidup kita, tanpa adanya ibu maka kita tidak akan terlahir kedunia ini, dengan jasa dan pengorbanan serta perjuangannyalah kita bisa dibesarkannya dengan baik dan sukses hingga sekarang ini, bersyukurlah bagi sahabat semua yang masih mempunyai ibu karena masih bisa dan masih ada kesempatan untuk berbuat baik serta menjaganya. Puisi adalah salah satu bentuk tulisan yang bisa menjadi salah satu curahan hati yang berisikan untaian kata indah yang bisa kita ungkapkan untuk ibu kita yang jauh disana. Semoga puisi ini bisa mewakili perasaan sahabat semua yang sedang merindukan ibu. Puisi Rindu Untuk Ibu Di Kampung Halaman Indah terbayang wajahmu Merdu lantunan nasehatmu Rindu akan cinta kasihmu Hangat kasihmu sehangat sang mentari Pancarkan sinar pelita di pagi hari Berjumpa denganmu kupeluk erat penuh cinta kasihmu Kaulah sosok ibu yang selalu ku rindu oh ibu,,, Ingatkah kau aku disini Anakmu yang jauh dari pelukmu Namun kau selalu dihatiku Ibu,,, Saat ku dengar sakitmu Tangisku tak tertahan Berderai dari pelupuk mataku Karena ku takbisa merwatmu Disini ku tahan rinduku Ku tahan tanganku merangkulmu Demi menjalankan kewajibanku Untuk memberikan kebahagiaan Di waktu akan datang Inilah Puisi Rindu Untuk Ibu Di Kampung Halaman yang kami sajikan, semoga bisa mewakili hati sahabat semua yang merindukan ibu.
Tinggalkampung tinggal halaman Tinggal tepian tempat mandi Bintang Barat terbit petang Di mana hati tak kan rusuh, Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan, Puisi DIPONEGORO Di masa pembangunan ini tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi apiAntologipuisi-puisi Rendra di antaranya, Potret Pembangunan dalam Puisi (1996, Pustaka Jaya), Empat Kumpulan Sajak (2003, Pustaka Jaya), Balada Orang-orang Tercinta, Blues untuk Bonnie, dan Sajak-Sajak Sepatu Tua. Jika didasarkan atas terciptanya sajak-sajaknya, kumpulan sajak Rendra dapat diklasifikasikan menjadi tiga periode, yakni sebagai
Bayangkansaja, Bapak Tjiptadinata Effendi yang saat ini telah berusia 79 Tahun, bersama Ibu Roselina, telah bersusah payah jauh-jauh dari Benua Australia, mengundang kita-kita yang masih muda-muda untuk berbagi semangat dan temu kangen. Kopi Darat di Bandung merupakan salah satu rangkaian acara yang telah dilaksanakan di Jogjakarta, menyusulb2zm.